Senin, 21 Desember 2015

0 Apa Perbedaan Discovery Learning, Problem Based Learning dan Problem Solving

Apa Perbedaan Discovery Learning, Problem Based Learning dan Problem Solving

Tentunya setiap model pembelajaran memiliki karakteristik masing-masing sehingga aoat membedakan antara model satu dengan model lainnya. Nah, apa perbedaan Discovery Learning, Problem Based Learning dan Problem Solving.
Apa itu Discovery Learning?
Discovery learning merupakan strategi yang digunakan untuk memecahkan masalah secara intensif di bawah pengawasan guru. Pada discovery, guru membimbing peserta didik untuk menjawab atau memecahkan suatu masalah. Discovery learning merupakan metode pembelajaran kognitif yang menuntut guru lebih kreatif menciptakan situasi yang dapat membuat peserta didik belajar aktif menemukan pengetahuan sendiri. Bruner (1996) menyarankan agar peserta didik belajar melalui keterlibatannya secara aktif dengan konsep-konsep dan prinsip yang dapat menambah pengalaman dan mengarah pada kegiatan eksperimen.

Kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan metode discovery mirip dengan inquiry. Perbedaan terletak pada peran guru. Dalam metode discovery guru dan peserta didik sama-sama aktif. Discovery sering diterapkan percobaan sain di laborartorium yang masih membutuhkan bantuan guru. Langkah-langkah pembelajaran discovery yang dilakukan guru adalah:
1) Menjelaskan tujuan pembelajaran
2) Membagi petunjuk praktikum/eksperimen
3) Peserta didik melaksanakan eksperimen di bawah pengawasan guru
4) Guru menunjukkan gejala yang diamati
5) Peserta didik menyimpulkan hasil eksperimen

Contoh materi yang dapat dipelajari dengan menggunakan metode discovery antara lain:
1) Magnet, peserta didik mengamati benda-benda yang dapat ditarik oleh magnet, guru membimbing peserta didik untuk menyimpulkan tentang sifat-sifat magnet.
2) Analisis kandungan gizi pada bahan makanan.
3) Praktik perubahan energi (kimia→panas→gerak) dan (kimia → panas → bunyi)
4) Praktik Sistem Tata Udara (AC)
5) Praktikum sumber energi listrik dari dinamo sepeda
Apa itu Problem Based Learning?
Pembelajaran berbasis masalah merupakan pembelajaran yang penyampaiannya dilakukan dengan cara menyajikan suatu permasalahan, mengajukan pertanyaan-pertanyaan, memfasilitasi penyelidikan dan membuka dialog. Metode ini tepat digunakan pada kelas yang kreatif, peserta didik yang berpotensi akademik tinggi namun kurang cocok diterapkan pada peserta didik yang perlu bimbingan tutorial. Metode ini sangat potensial untuk mengembangkan kemandirian peserta didik melalui pemecahan masalah yang bermakna bagi kehidupan siswa.
Langkah-langkah pembelajaran berbasis masalah
1) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran kemudian memberi tugas atau masalah untuk dipecahkan.
2) Guru menjelaskan logistik yang dibutuhkan, prosedur yang harus dilakukan dan memotivasi peserta didik supaya terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah yang dipilih.
3) Guru membantu peserta didik mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut (menetapkan topik, tugas, jadwal, dll.)
4) Guru mendorong peserta didik untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, bereksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah, pengumpulan data, dan merumuskan hipotesis.
5) Guru membantu peserta didik dalam menyiapkan laporan hasil pemecahan masalah yang menjadi tugasnya.
6) Guru membantu peserta didik untuk melakukan refleksi atau mengevaluasi proses-proses penyelidikan yang dilakukan untuk menyelesaikan masalah.

Contoh tugas-tugas yang dapat diselesaikan melalui pembelajaran berbasis masalah.
1) Mempelajari fenomena alam terjadinya pemanasan global, pencemaran air, dan polusi udara
2) Mempelajari fenomena terjadinya gerhana bulan dan matahari
3) Mempelajari fenomena terjadinya kenakalan (patologi sosial) pada remaja

Apa itu Problem Solving?
Metode problem solving sangat potensial untuk melatih peserta didik berpikir kreatif dalam menghadapi berbagai masalah baik itu masalah pribadi maupun masalah kelompok untuk dipecahkan sendiri atau secara bersama-sama. Di dalam problem solving, peserta didik belajar sendiri untuk mengidentifikasi penyebab masalah dan alternatif untuk memecahkan masalahnya. Tugas guru dalam metode problem solving adalah memberikan kasus atau masalah kepada peserta didik untuk dipecahkan. Kegiatan peserta didik dalam problem solving dilakukan melalui prosedur: (1) identifikasi penyebab masalah; (2) pengkajian teori untuk mengatasi masalah atau menemukan solusi; (3) pengambilan keputusan dalam mengatasi masalah berdasarkan teori yang telah dikaji.
Langkah-langkah pembelajaran problem solving dapat dirancang sebagai berikut:
1) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran
2) Guru memberikan kasus-kasus yang perlu dicari solusinya
3) Guru menjelaskan prosedur pemecahan masalah yang benar
4) Peserta didik mencari litaratur yang mendukung untuk menyelesaikan kasus yang diberikan guru
5) Peserta didik menetapkan beberapa solusi yang dapat diambil untuk menyelesaikan kasus
6) Peserta didik melaporkan tugas yang diberikan guru.

Kasus-kasus yang dapat diberikan melalui metode problem solving misalnya:
1) Mengapa orang berbadan gemuk dan kurus? Kasus ini bertujuan untuk mempelajari angka kecukupan energi (AKE) individu menurut kelompok usia.
2) Mengapa sehabis makan, orang sering mengantuk dan menguap? Kasus ini digunakan untuk mempelajari sistem metabolisme dalam tubuh manusia.
3) Mengapa makanan kering, manis dan asin menjadi lebih awet? Kasus ini digunakan untuk mempelajari bahan-bahan pengawet makanan alami.



Sumber Pustaka:
Mulyatiningsih, Endang. 2010. Pembelajaran Aktif Inovatif Kreatif Efektif dan Menyenangkan (PAIKEM).  Direktorat Jendral Peningkatan Mutu Pendidik Dan Tenaga Kependidikan.



0 komentar:

Posting Komentar

 

Memahami Model-Model Pembelajaran yang Inovatif Copyright © 2011 - |- Template created by O Pregador - |- Powered by Blogger Templates