Keistimewaan Metode Diskusi
Metode diskusi
secara umum menunjukkan kegiatan belajar mengajar yang tidak berpusat pada guru
dan peran guru dalam pembelajaran tidak eksplisit. Pencapaian kompetensi pada
mata pelajaran teori sering menggunakan metode diskusi supaya peserta didik
aktif dan memperoleh pengetahuan berdasarkan hasil temuannya sendiri. Beberapa
metode diskusi yang memberi peluang untuk menciptakan suasana aktif dan
menyenangkan antara lain.
1. Panel dan
debat
Panel, simposium, task
force dan debat melibatkan sekelompok peserta didik untuk menjadi informan
tentang topik khusus, dan peserta didik menyampaikan informasi tersebut secara
interaktif dalam diskusi. Masing-masing kelompok memiliki karakteristik yang
unik. Panel dan debat dirancang untuk membantu memahami sejumlah titik pandang
yang berhubungan dengan topik atau isu-isu. Panel dilakukan dalam setting
formal yang melibatkan empat sampai enam partisipan (panelis) dengan topik yang
berbeda-beda di depan pendengar/siswa. Masing-masing patisipan membuat
pernyataan terbuka. Simposium mirip dengan diskusi panel tetapi lebih banyak
melibatkan penyajian informasi formal oleh masing-masing anggota panel. Task
force serupa dengan panel, tetapi topik yang dibahas telah diteliti sebelum
disajikan. Debat merupakan diskusi formal oleh dua tim pembicara yang
berbeda pandangan. Panel dan debat diarahkan dapat dimanfaatkan oleh seluruh
kelas melalui sesi tanya jawab untuk melengkapi informasi yang belum
dikuasainya.
Metode debat
sangat potensial untuk meningkatkan kemampuan berkomunikasi. Materi ajar
dipilih dan disusun menjadi paket pro dan kontra. Peserta didik dibagi ke dalam
beberapa kelompok, yang mengambil posisi pro dan kontra. Selanjutnya kelompok
pro dan kontra melakukan perdebatan tentang topik yang ditugaskan. Guru
mengevaluasi setiap peserta didik tentang penguasaan materi yang meliputi kedua
posisi tersebut dan mengevaluasi seberapa efektif peserta didik terlibat dalam
prosedur debat. Dalam pembelajaran dengan metode ini peserta didik juga belajar
keterampilan sosial seperti peran pencatat (recorder), pembuat
kesimpulan (summarizer), pengatur materi (material manager), atau
moderator. Guru berperan sebagai pemonitor proses belajar.
Langkah-langkah
debat:
1) Guru membagi 2 kelompok peserta debat yang satu pro dan yang lainnya
kontra
2) Guru memberikan tugas untuk membaca materi yang akan didebatkan oleh
kedua kelompok diatas
3) Setelah selesai
membaca materi, guru menunjuk salah satu anggota kelompok pro untuk berbicara
dan saat itu pula ditanggapi atau dibalas oleh kelompok kontra demikian
seterusnya sampai sebagian besar peserta didik bisa mengemukakan pendapatnya.
4) Sementara peserta didik menyampaikan gagasannya, guru menulis
inti/ide-ide dari setiap pembicaraan di papan tulis. Sampai sejumlah ide yang
diharapkan guru terpenuhi
5) Guru menambahkan konsep/ide yang belum terungkap
6) Guru mengajak
peserta didik membuat kesimpulan/rangkuman yang mengacu pada topik yang ingin
dicapai berdasarkan data yang tercatat di papan tulis.
Debat sering
digunakan untuk mendalami masalah sosial, politik, hukum, dan agama. Masalah
yang diangkat untuk debat sebaiknya dipilih masalah yang sedang aktual. Contoh
materi pelajaran yang dapat menggunakan metode debat:
1) Agama: Pro dan kontra kawin siri, poligami, perceraian, nikah usia dini,
dsb
2) Kebijakan: Pro dan kontra kebijakan bill out Bank Century,
Badan Hukum Pendidikan, Sekolah Bertaraf Internasional, dsb.
3) Sosiologi: Pro
dan kontra masalah tenaga kerja, pembangunan pemukiman, bantuan rakyat miskin,
dsb
2. Jigsaw
Jigsaw merupakan
metode diskusi kelompok. Setiap kelompok terdiri dari empat sampai enam
anggota. Materi pelajaran dibagi menjadi beberapa subtopik dan setiap anggota
kelompok bertanggung jawab untuk memahami satu subtopik. Anggota tim dari
kelompok lain yang telah mempelajari subtopik yang sama bertemu dalam ”kelompok
ahli (expert group) untuk mendiskusikan subtopik mereka. Selanjutnya,
setelah berdiskusi dalam kelompok ahli, peserta didik kembali ke kelompok yang
semula untuk mengajarkan atau menyampaikan subtopik kepada anggota kelompoknya
sendiri. Ahli dalam subtopik lainnya juga bertindak serupa, sehingga seluruh
peserta didik dapat menguasai seluruh materi yang ditugaskan oleh guru.
Langkah-langkah
Jigsaw:
1) Peserta didik dikelompokkan ke dalam beberapa kelompok/tim
2) Setiap anggota
kelompok diberi tugas mempelajari materi yang berbeda
3) Anggota yang telah mempelajari bagian/sub bab bertemu dengan anggota
dari kelompok lain yang mempelajari bagian/sub bab yang sama untuk membentuk
kelompok baru (kelompok ahli) untuk mendiskusikan sub bab yang mereka pelajari
4) Setelah selesai diskusi dengan tim ahli, tiap anggota tim ahli kembali
ke kelompok asalnya masing-masing dan menyampaikan hasil diskusinya secara
bergantian sampai semua anggota kelompok menguasai semua materi yang
didiskusikan.
5) Guru memberi
evaluasi hasil belajar kelompok tersebut
Sumber Pustaka:
Mulyatiningsih, Endang. 2010. Pembelajaran Aktif Inovatif Kreatif Efektif
dan Menyenangkan (PAIKEM). Direktorat Jendral Peningkatan Mutu Pendidik
Dan Tenaga Kependidikan.
0 komentar:
Posting Komentar